Kelelawar di Susoh Potensi Pariwisata dan Penelitian

-96 Dilihat

SIGUPAINEWS.COM|ABDYA – Keberadaan sarang kelelawar di Kecamatan Susoh tepatnya di Gampong Kedai Pasir berpotensi menjadi tempat pariwisata dan penelitian tingkat nasional, hal ini diungkapkan oleh Dosen sekaligus Peneliti asal Aceh Barat Daya ibu Ria Ceriana., S.Pd.I., S.Si., M.Si saat berkunjung ke kawasan Mesjid Pusaka tempo lalu.

Dosen yang sedang menempuh pendidikan Doktoral di Institut Pertanian Bogor (IPB) ini mengungkapkan bahwa, hewan yang keberadaannya selama ini dianggap oleh masyarakat sebagai pengganggu dalam kehidupan sehari-hari, akan tetapi sebenarnya mempunyai potensi wisata dan penelitian tingkat nasional.

“Sebenarnya jika dikembangkan, keberadaan kelelawar di Susoh bisa dijadikan tempat pariwisata sekaligus tempat riset skala nasional. Ini potensi yang luar biasa, memang selama ini dianggap hewan pengganggu, namun sisi lainnya ada manfaat. Seperti yang telah berkembang di Pulau Kelelawar Perigi, Moutong, Sulawesi Tengah.” Ungkap ria.

Baca juga

Menurut Dosen yang juga berprofesi sebagai Assesor BAN PAUD PNF ini, awalnya populasi kelelawar hanya mendiami satu pohon besar di Desa Palak Kerambil, seiring dengan berkembangnya waktu setelah pohon tersebut di tebang, kelelawar menyebar untuk mendiami pohon-pohon di hutan dan semak bakau disekitar Gampong Pinang, Palak Hulu, Palak Kerambil dan Kedai Pasir.

Selanjutnya peneliti asal Aceh Barat Daya bidang biologi ini menjelaskan lebih lanjut yang mana setelah mengikuti kuliah One Health mengatakan bahwa, kelelawar merupakan hewan yang unik karena mereka tidak akan mau berpindah tempat atau pemukiman. Sejarah keberadaan kelelawar ini perlu digali dan dilestarikan lebih lanjut karena kepentingan ekosistem alam”.

Objek wisata dan penelitian ini juga sudah dimasukkan ke dalam buku Ensiklopedia Desa Wisata dan Wisata Alam Indonesia yang ditulis oleh para dosen dan peneliti Indonesia yang tergabung di dalam Organisasi Collaboration of Lecturer Across Countries (CEL KODELN).

Buku ini berisi lebih dari 100 objek wisata di seluruh Indonesia. Masyarakat Aceh Barat Daya khususnya Susoh seharusnya bangga dengan keberadaan kelelawar ini karena tidak semua tempat dan wilayah mau didiami oleh kelelawar.

Artinya wilayah tersebut punya sejarah yang panjang sebelum masyarakat tersebut berkembang seperti saat ini. Semoga pihak-pihak yang terlibat di dalam wisata dalam mendukung dan melestarikan objek tersebut. Tutup Ria.(*)