SIGUPAINEWS.COM|ABDYA – Muara Ujung Serangga yang menghubungkan kawasan hulu Baharu dan hilir Desa Kedai Susoh di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) sudah lama mengalami masalah pendangkalan. Hal ini sangat merugikan para nelayan setempat, karena mereka kesulitan untuk mengoperasikan perahu mereka di laut.
Salah seorang nelayan, Amran, mengeluhkan kondisi muara yang semakin parah. Ia mengatakan, selama beberapa tahun terakhir, tidak ada tindakan normalisasi yang dilakukan oleh pemerintah setempat untuk mengatasi pendangkalan muara.
“Muara ini sudah seperti kolam, tidak ada aliran yang lancar. Mulut muara juga sering tertutup oleh pasir yang dibawa oleh ombak. Kami harus berjuang keras untuk menarik perahu kami keluar dan masuk muara,” kata Amran kepada wartawan, Rabu (8/11/2023).
Amran menuturkan, akibat pendangkalan muara, perahu-perahu nelayan sering terkena dampak buruk dari ombak besar. Banyak perahu yang rusak, bahkan terbalik, karena terhempas ombak saat berada di bibir pantai. Perlengkapan perahu, seperti mesin, lampu, jaring, aki, dan lain-lain, juga sering hilang atau rusak.
“Kami harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk memperbaiki perahu dan perlengkapan kami. Padahal, hasil tangkapan kami juga tidak seberapa. Kami hanya bisa melaut jika cuaca dan kondisi muara memungkinkan,” ujar Amran.
Amran mengaku, untuk mengatasi masalah mulut muara yang tersumbat, pihaknya terpaksa harus melakukan pengerukan secara manual dengan alat seadanya. Namun, usaha tersebut tidak efektif, karena pasir yang menumpuk di mulut muara terus bertambah. Panjang sedimen yang menutup mulut muara mencapai 50 meter, dengan ketebalan lebih dari 1 meter.
“Kami sudah melaporkan kondisi ini kepada instansi terkait, tapi sampai sekarang belum ada tindakan apa-apa. Kami berharap pemerintah segera melakukan normalisasi muara, agar kami bisa melaut dengan nyaman dan menghidupi keluarga kami,” harap Amran.(*)