Ikatan Keluarga yang Tak Terputus Tradisi Berziarah di Pemakaman Desa Aron Tunggai

oleh -70 Dilihat
Suasana di Tempat Pemakaman Umum Desa Arun Tunggai pada Lebaran ke 2 Idul Fitri 1445 H/2024 M (Foto : Fitria Maisir/SIGUPAINEWS.COM)

SIGUPAINEWS.COM|ACEH SELATAN – Ratusan orang berkumpul di pemakaman Desa Aron Tunggai, Kecamatan Meukek, Kabupaten Aceh Selatan. Mereka tidak berkumpul untuk merayakan lebaran, melainkan untuk mempertahankan tradisi berziarah ke kuburan keluarga masing-masing. Di tengah heningnya makam keluarga, doa-doa terucap, dan rasa hormat terhadap pendahulu tercermin dalam setiap langkah mereka. Jumat (12/4/2024)

Tradisi berziarah ini bukan hanya sekadar rutinitas. Ia adalah tali penghubung antara masa lalu dan masa kini. Sebuah ikatan yang mengingatkan kita akan akar sejarah dan nilai-nilai yang kita warisi dari pendahulu. Di tengah gemuruh zaman modern, tradisi ini tetap bertahan sebagai bentuk penghormatan terhadap pendahulu.

Rizqi, salah seorang warga yang berziarah ke kuburan kakeknya, berbicara dengan penuh keyakinan. “Ini memang sudah menjadi bagian dari budaya dan nilai-nilai kami di sini. Pada lebaran kedua Idul Fitri, kita semua berkumpul untuk mengenang dan berdoa bersama di kuburan keluarga masin-masing,” ujarnya.

Baca juga

Menurut amatan SIGUPAINEWS.COM kata-kata Rizqi mengandung kehangatan dan kebijaksanaan. Ia mengajarkan kita bahwa tradisi bukan hanya sekedar berziarah, melainkan tentang menghargai budaya dari pendahulu.

Tradisi berziarah ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya ikatan keluarga. Di tengah kesibukan dunia modern yang seringkali memisahkan kita, berziarah mengingatkan kita bahwa kita adalah bagian dari satu garis keturunan.

Di bawah sinar matahari yang lembut, kita merenung tentang perjalanan nenek moyang kita, tentang perjuangan dan cinta mereka. Tradisi ini mengajarkan kita untuk menghargai hubungan keluarga, meski terkadang kita terlalu sibuk untuk bertemu.

Semoga tradisi berziarah ini tetap terjaga dan diteruskan oleh generasi mendatang. Semoga mereka juga merasakan getaran leluhur, mengenang kisah-kisah yang tertulis di batu nisan. Semoga mereka mengerti bahwa tradisi ini bukan hanya tentang ritual, melainkan tentang menghormati akar sejarah dan mengikat diri dalam ikatan keluarga yang tak terputus.

Mari kita semua merenung di samping makam keluarga kita. Mari kita berdoa bersama dan mengucapkan terima kasih atas warisan yang mereka tinggalkan. Semoga tradisi ini selalu hidup di hati kita, mengalir dalam darah kita, dan menjadi cahaya yang membimbing kita dalam setiap langkah ke depan.(*)